Detik Akhir Romadhon...

Ya ALLAH sepertinya aku tidak peduli lagi dengan lailatul qodrmu.
Aku hanya peduli penyesalan tiada henti...
Kenapa....ibadahku kok rasanya gak ningkat-ningkat ya ?
Aku sudah bosen denger keutamaan malam lailatul qodr.
Tapi aku gak bosen-bosen terus ingin sempurnakan ihtiarku.
Tapi kok ya....Segini-gini juga amalku ?

Ya ALLAH aku gak peduli lagi ...
Apakah malam ini...kemarin atau besok atau lusa...
Jatuhnya lailatul qodrMu ....
Yang aku pedulikan....
Kenapa ibadahku kok ya segini-gini aja sich !

Sempat baca postingan temen...
Jika dia sudah lihat tanda-tanda lailatul qodrMu..
Ahhh...sekali lagi aku tidak peduli...
Yang aku pedulikan....kenapa aku masih merasa kurang amal ?

Ya ALLAH romadhon kurang beberapa hari lagi....
Aku tetep tidak peduli dengan lailatul qodrMu...
Aku cuman peduli....
Sempurnakan aja sedikit amalku di romadhon tahun ini ya ?
Ampuni dosaku.....orang tuakua...keluargaku...Kaum muslim semuanya.....
Jika ada yang tersinggung...gara-gara romadhon jadi dua...
mhn sempurnakan diantara keduanya....karena Engkaulah Yang Maha Pemegang Rahasia.....

Setiap akhir romadhon hati ini selalu berdesir...
Jantung berdegup kencang....seolah-olah ini akhir romadhonku.
Tapi Ya ALLAH kenapa ibadahku kok ya segini-gini aja ya ?

Ya Rabb...
Saya tidak peduli mau dapat lailatul qodrMu atau tidak....
Yang aku peduli.....
Please....
Terima ya....Ibadahku,sholatku,sujudku,puasaku,khusyuku,amalku,zakatku....selama romadhon ini ...
Mhn kasih lipatan yang seperti Engkau janjikan lewat RasulMu.
Jika ada yang kurang...Mhn disempurnakan Ya Wahai Dzat Yang Maha Sempurna.....


Rabb...
DI akhir romadhon ini....
Saya tahu...Ibadahku tidak sehebat mereka...
Saya tahu.....dosaku....salahku.....khilafku.....
Saya tahu itu....Saya Jadi Malu minta lailatul qodrMu...
Jika aku janji lagi.....SUngguh aku takut....Engkau membiarkanku lagi....
Cukuplah beberapa hari ini....
Please....kasih saya kekuatan,ketabahan,kesungguhhan untuk menyempurnakan romadhon tahun ini......
Ampuni semua khilafku........semuanya.....

Rabb
Sungguh saya tidak peduli lailatul qodrMu...
Tapi Please....
Kasih saya sedikit berkahnya ....walau dimalam itu saya cuman bisa ngucap subhanallah walkhamdulillah walaillahaillallah allahu akbar......

By :
Kegalauan musafir mbeling

Diposting oleh SUPER HERBALIS Rabu, 15 Agustus 2012 0 komentar

Apakah benar, Bualan kata "Kami" Dalam Al Qur'an adalah Trinitas??

Orang-orang non-muslim seringkali mengklaim kata majemuk "Kami" dalam Al-Qur’an sebagai wujud adanya kemanunggalan tiga substansi Tuhan dalam satu pribadi atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan Trinitas.

Tentu saja, ini adalah pemahaman yang sangat sempit tanpa melalui proses berfikir secara rasional. Mereka hanya mendasa
rkan pemahamannya pada ajaran/doktrin Trinitas yang sudah terpatri dalam otak mereka semenjak masa kanak-kanak.
Keesaan Tuhan tidak diragukan lagi di mana saja di dalam Al-Qur’an, sebagaimana FirmanNya dalam daftar berikut ;
1. QS. SURAT 2. AL BAQARAH :133;
2. QS. SURAT 2. AL BAQARAH :163;
3. QS. SURAT 4. AN NISAA' :171;
4. QS. SURAT 5. AL MAA-IDAH :73;
5. QS. SURAT 6. AL AN'AAM :19;
6. QS. SURAT 9. AT TAUBAH :31;
7. QS. SURAT 12. YUSUF :39;
8. QS. SURAT 13. AR RA'D :16;
9. QS. SURAT 14. IBRAHIM :48;
10. QS. SURAT 14. IBRAHIM :52;
11. QS. SURAT 16. AN NAHL :22;
12. QS. SURAT 16. AN NAHL :51;
13. QS. SURAT 18. AL KAHFI :110;
14. QS. SURAT 21. AL ANBYAA' :108;
15. QS. SURAT 22. AL HAJJ :34;
16. QS. SURAT 27. AN NAML :60-65;
17. QS. SURAT 37. ASH SHAAFFAAT :4;
18. QS. SURAT 38. SHAAD :65;
19. QS. SURAT 39. AZ ZUMAR :4;
20. QS. SURAT 40. AL MU'MIN :16;
21. QS. SURAT 41. AL FUSHSHILAT:6;
22. QS. SURAT 112. AL IKHLASH :1.

Kata jamak atau tepatnya kata ganti orang pertama jamak, yakni "Kami", digunakan secara konsisten bila dalam suatu aksi perbuatan malaikat ikut terlibat, bukan hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala sendiri. Sebagai contoh, turunnya Al-Qur’an terjadi dengan partisipasi malaikat Jibril (lihat QS. 2:97 artinya ;

"Katakanlah: ‘Barang siapa yang menjadi musuh JIBRIL, maka JIBRIL itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman’." (QS. 2:97).

Oleh karena itu, jika membicarakan wahyu-wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kata majemuk "Kami" digunakan untuk mengakui peranan malaikat Jibril (lihat QS. 5:44 artinya ;

"Sesungguhnya KAMI telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada AKU. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat AKU dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. 5:44)

Dan QS. 15:9 di bawah, artinya ;

"Sesungguhnya KAMI-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya KAMI benar-benar memeliharanya." (QS. 15:9).

Begitu pula bilamana kata majemuk "Kami" digunakan, kita tahu malaikat dilibatkan, dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghargai para malaikat atas partisipasi mereka (lihat juga QS. 70:40 di bawah artinya ). 

"Maka AKU bersumpah dengan Tuhan Yang menguasai timur dan barat, sesungguhnya KAMI benar-benar Mahakuasa." (QS. 70:40)

Dengan kata lain, dalam situasi di mana Allah Subhanahu Wa Ta'ala sendiri sebagai pelaku, kita mendapatkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala mempergunakan bentuk kata tunggal atau kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga tunggal. Sebagai contoh, ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada Nabi Musa alaihis Salam. di mana tidak ada malaikat sebagai perantara, kita mendapatkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam bentuk kata ganti orang pertama tunggal (lihat QS. 20:11-15 di bawah, artinya ).

"Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. Sesungguhnya AKU inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan AKU telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain AKU, maka sembahlah AKU dan dirikanlah shalat untuk mengingat AKU. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang AKU merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan." (QS. 20:11-15)

Demikian juga dengan sikap ibadah makhluk yang harus ditujukan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Dia mengekspresikan firman-Nya dengan menggunakan kata ganti orang pertama tunggal (lihat QS. 51:56 di bawah, artinya ). 

"Dan tidak AKU ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah AKU." (QS. 51:56)


CATATAN:

Frasa Tuhan Yang menguasai timur dan barat dalam QS. 70:40 di atas merupakan kiasan yang maksudnya adalah malaikat-malaikat pemelihara benda-benda angkasa. Kita tahu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Tuhan Yang Menguasai Alam Semesta beserta segala isinya (lihat QS. 1:2).

Meski orang Kristen seringkali memelintir QS. 70:40 ini, namun bagi orang-orang yang berakal, sesungguhnya ayat ini merupakan golongan ayat "muhkamaat" atau mudah dipahami (lihat QS. 3:7).

Demikian Tausyiah singkat ini, semoga bermanfaat bagi antum yang masih bingung apabila ditanya atau menemukan syubhat tentang kata "Kami" di dalam Al Qur'an yang dilontarkan oleh kaum Nashrani.

Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar


Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis adalah ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau perdarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring.
Batuk darah merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar. Maka penyebabnya harus segera ditemukan dengan pemeriksaan yang seksama.
Etiologi :
- Infeksi : TBC, bronkiektasis, pneumonia, abses paru, aspergillosis
- Tumor : Karsinoma paru
- Kardiovaskuler : mitral stenosis, ruptur aneurisma toraksik, malformasi arteriovenous
Darah yang berasal dari muntah darah adalah dari saluran pencernaan. Seperti muntah pada umumnya, muntah darah (atau yang dikenal dengan istilah kedokteran hematemesis) didahului oleh adanya aliran balik dari pergerakan saluran pencernaan dan dapat diikuti oleh mual. Darah yang keluar dapat tercampur oleh sisa makanan lain. Warna darah bisa merah segar atau kehitaman.
Sedangkan untuk batuk darah berbeda. Darah berasal dari saluran pernapasan. Warna darah merah segar dan tampak bercampur dengan lendir dan tampak berbusa karena adanya gelembung – gelembung udara.
Apa saja yang dapat menyebabkan batuk darah?
Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai saluran – saluran kecil alveoli di paru – paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk darah adalah karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh adanya reflex batuk.
Hal – hal yang sering menyebabkan terjadinya batuk darah antara lain :
* Adanya infeksi saluran pernapasan
Di Indonesia, penyakit TBC merupakan penyebab batuk darah karena infeksi yang paling sering (30%). Diikuti dengan pneumonia, dan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan jamur (penyakit ini lebih sering diderita oleh orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh seperti penderita AIDS)
* Kanker (15%)
* Penyebab lainnya seperti adanya trauma saluran pernapasan
Hal ini terutama lebih sering dialami oleh anak – anak yang secara tidak sengaja menelan benda – benda tajam.
* Penggunaan obat – obatan tertentu seperti obat anti pembekuan darah.
Apakah batuk darah selalu menandakan keadaan gawat?
Saat mengalami batuk darah, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan kesehatan untuk mencari penyebab batuk darah dan mengatasinya. Namun, Anda tidak perlu panik, karena tidak semua batuk darah menandakan keadaan mengancam jiwa. Hal ini dilihat dari berapa jumlah darah yang dibatukkan. Dikatakan batuk darah hebat apabila jumlah darah yang dibatukkan melebihi 300ml (kira – kira setengah botol air mineral ukuran sedang) dalam 24 jam. Semakin banyak jumlah darah yang dibatukkan apalagi dalam waktu yang singkat, maka keadaan semakin berbahaya.
Ada beberapa keadaan pengecualian, misalnya terdapat sumbatan saluran napas sehingga darah tidak dapat dibatukkan. Keadaan ini lebih berbahaya, karena darah tidak dapat dikeluarkan dan memperparah sumbatan saluran pernapasan. Selain itu, orang yang bersangkutan tidak menyadari adanya pendarahan saluran napas karena darah tidak ’keluar’.
Tanda – tanda lain yang dapat membantu menentukan apakah keadaan pasien dengan batuk darah dalam keadaan gawat antara lain :
* Kepala terasa ringan seperti melayang
* Haus
* Pasien bernapas dengan cepat (lebih dari 24 kali per menit)
Dengan demikian, tidak semua batuk darah digambarkan tingkat kegawatannya melalui jumlah darah yang dibatukkan, maka apabila Anda mengalami batuk darah, sebaiknya segera mencari pertolongan.
Batuk darah karena TBC ?
Apakah semua batuk darah disebabkan karena penyakit TBC ?
Belum tentu.
Apakah TBC menyebabkan batuk darah ?
Batuk darah bisa merupakan salahsatu dari sekian gejala dari TBC, tapi biasanya itu merupakan gejala lanjut.
Apa bedanya batuk darah yang disebabkan karena TBC dengan batuk darah karena penyakit lain?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa batuk darah dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit.
Bisa oleh karena infeksi kuman Tuberculosis ( dikenal oleh penyakit paru/ TBC) , atau bisa juga karena kelainan jantung, atau karena infeksi lainnya juga bisa.
Batuk darah karena penyakit TBC biasanya disertai oleh keluhan lain, seperti nafsu makan berkurang, demam yang tidak terlalu tinggi, badan terasa lebih berkeringat (terutama saat tidur malam hari), dan penurunan berat badan.
Paru dengan infeksi TBC (lingkaran merah) pada paru kanan dan kiri
Paru dengan infeksi TBC (lingkaran merah) pada paru kanan dan kiri
Untuk mengetahui apakah batuk darah disebabkan karena TBC diperlukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan dahak (=sputum) dan foto rontgen dada.
Pengobatan yang diberikan untuk TBC biasanya golongan antibiotika khusus, seperti Isonizid/INH, Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, yang bisa didapatkan gratis melalui Puskesmas /Rumah Sakit (karena disubsidi langsung oleh WHO).
Antibiotika ini juga bisa didapat jika berobat lewat praktek dokter pribadi tapi biayanya cukup mahal loh.
Penggunaan antibiotika pada penyakit TBC harus berupa kombinasi 2 macam obat atau lebih, untuk mencegah kuman TBC kebal / resisten terhadap pengobatan ini.
Secara global, kuman yang sudah kebal terhadap pengobatan antibiotika atau disebut MultiDrug Resisten TB, mengakibatkan penyakit TB semakin sulit untuk disembuhkan.
Kekebalan kuman TB bisa disebabkan karena :
1. Pengobatan yang tidak tuntas / putus tengah jalan.
Karena lamanya jangka waktu terapi TB (bisa 6 bahkan 9 bulan) banyak penderita TB yang memutuskan menghentikan pengobatan begitu gejala batuknya hilang.
Ini berbahaya karena sesungguhnya kuman TB masi ada didalam paru, sehingga jika pengobatan tidak selesai, suatu saat bisa kambuh/ relaps lagi, tetapi sudah tidak mempan dengan pengobatan antibiotik yang terdahulu.
2. Efek samping dari pengobatan / terapi TB sendiri
Antibiotika untuk TB atau OAT (=Obat Anti TB) memang ada beberapa efek samping yang bisa mengkhawatirkan pasien untuk meneruskan minum obat.
Diantaranya ikterus (sklera bola mata kuning), hepatitis karena dosis obat terlalu besar (mengakibatkan mual), tuli (saraf pendengaran terganggu), dan sebagainya.
Yang perlu diketahui, jika terasa timbul efek samping, sebelum menghentikan pengobatan harus berkonsultasi dengan petugas medis terlebih dahulu.
Tidak selalu OAT harus dihentikan, mungkin diganti jenisnya, atau dikurangi dosis pemakaian juga bisa menghentikan efek samping tersebut

Diposting oleh SUPER HERBALIS Kamis, 09 Agustus 2012 0 komentar

We dream for a day
When there’ll be
No more misery

When there’s no more hunger
No need for shelter
Isn’t there enough to share
Or is that we just don’t care?

We’re here for a day or two…

Let me show our way…
Salaamu alaik, Salaamu alaik, Salaamu alaikum
I pray for a day
When there’ll be
Justice and unity

Where we put aside our differences
Fighting makes no sense
Just a little faith
To make it a better place

We’re here for a day or two…

Let me show our way…
Salaamu alaik, Salaamu alaik, Salaamu alaikum
Salaamu alaikum Ya ahlas-salaam, Salamu alaikum
Salaamu alaikum Sayyid al-Kiram, Salaamu alaikum
Let me show my way…

Salaamu alaikum, alaikum, alaikum
Muslim Ronghya....Muslim Indonesia...Siapapun Anda.........
Ya ALLAH Ya ALLAH Ya Rokhimil Mukminin.
Romadhon Mubarok !

Diposting oleh SUPER HERBALIS Sabtu, 04 Agustus 2012 0 komentar



Akhirnya Romadhan dan Lebaran Jadi 2,Lagi........
Sampai Kapan ? 
Mungkin....Sampai Malaikat Menanyaimu...
" Siapa Saudaramu ? " 
Akankah kamu menjawab : 
Jama'ah Nahdatul Ulama ? 
Jamaah Salafi ? 
Jamaah Wahabi ? 
Jamaah Muhammadiyah ? 
Jamaah Persis ? 
Jamaah FPI ?
Atau Ada yang Lain ?

TERNYATA BUKAN MAHZAB APAPUN JAWABANNYA !
Kalau Begitu...
Pilih Mana ?
Karena Kita Sama ......atau.....
Karena Kita HARUS BERBEDA ?
Jika TOH SEMUANYA KEMBALI KE TANAH ...............

Salam Ulama - Ulama Kami....
( inspirasi Baca Buku Perempuan Tanah Karya Mbak Kunthi Hastorini dkk ....Juanda Surabaya )

Diposting oleh SUPER HERBALIS Jumat, 20 Juli 2012 0 komentar





Sejak kecil, Kharisma Rizky Pradana mengidap autisme. Anak berusia 12 tahun ini sering melakukan perilaku repetitif, yaitu memukul-mukulkan kedua tangannya ke sebuah meja sembari bernyanyi. Kebiasaan ini terjadi ketika putra pasangan Dyah Pudji Lestari dan Sumirin itu mulai mengenyam pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang. "Ia (Kharisma --Red.) suka baca dan mendengarkan musik. Ke mana-mana selalu membawa tape kecil," kata Dyah, ibunda Kharisma, Ahad lalu.

Di SLB itulah aktivitas dan minat obsesif Kharisma diarahkan. Kebiasaan memukul meja sekolah menjadi sebuah karya. Siswa kelas VI itu punya bakat bernyanyi. Olah vokalnya lambat laun bertambah apik. Ia mampu menyanyikan berbagai macam lagu dengan suara merdu. Misalnya lagu anak-anak, pop, dangdut, dan daerah atau campursari. Daya ingat yang tinggi mengantarkannya meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri). Ketika itu, tahun 2007, Muri menobatkan Kharisma sebagai penyandang autisme pertama yang hafal 250 lagu.

Kharisma adalah satu dari ratusan anak SLB yang berhasil menemukan bakat dalam dirinya. Pencarian bakat pada anak berkebutuhan khusus itu tak lain diprakarsai Ciptono. Pria kelahiran Semarang, 11 November 1963, ini mampu menguak bakat anak difabel. Selain bernyanyi seperti Kharisma, siswa lainnya dapat eksis pada bidang seni rupa, keterampilan visual, olahraga, modelling, dan menari. "Mereka (anak difabel) seperti emas dalam lumpur. Mereka perlu diberi kesempatan," ujar Ciptono.

Sebagai guru SLB, Ciptono tak sekadar bersosialisasi dan mendidik siswa. Lebih dari itu, ia berkomitmen menggali dan mengembangkan potensi bakat di balik keterbelakangan fisik dan mental. Dia tak mau anak difabel menjadi bahan ejekan dan dianggap sebagai warga kelas dua. Sebaliknya, ia percaya, setiap anak, termasuk yang difabel, memiliki kemampuan tertentu. Sehingga mereka kapan pun dapat bangkit dan hidup mandiri.

Optimisme itu didasarkan pada konsep multiple-intelligency. Yaitu, meskipun pada diri seseorang terdapat kekurangan dalam sebuah bidang, di bidang lain masih bisa eksis. Sebab, di balik kekurangan itu, pasti ada kelebihan. Multiple-intelligency dipraktekkan dengan mengasah bakat. Masing-masing anak dibebaskan melakukan apa yang mereka suka. Baik itu corat-coret gambar, menyulam, maupun bernyanyi.

Hal itu dilakukan berulang-ulang dan kontinu yang dipantau guru di bawah kendali Ciptono. Bagi anak difabel yang kemampuan motoriknya amat rendah atau penderita gangguan mental, ia punya metode tersendiri. Metodenya adalah dengan berlatih lewat aktivitas menusuk sate. Siswa diminta merangkai sate sesuai dengan sate yang sudah jadi. "Aktivitas ini dapat melatih daya motorik mereka," katanya.

Menurut Kepala SLB Negeri Semarang itu, selama mendidik harus memiliki prinsip sederhana, tapi tidak mudah dilakukan. Yakni mengajarlah dengan hati. Hal inilah yang belum terlihat pada kebanyakan guru SLB di Indonesia. Sejauh ini, pola ajar SLB secara umum terjebak pada formalitas semata. Tak mengherankan jika guru hanya mengajar sesuai dengan jam sekolah. Selebihnya, pemantauan perkembangan anak difabel hingga menggali bakat terpendam belum dilakukan secara optimal.

Ciptono melanjutkan, banyak pengalaman menarik yang diperolehnya selama bergelut dengan anak difabel. Ambil contoh, pada 2003, ia melakukan perjalanan dari Semarang ke Kudus. Di tengah perjalanan, ia bersama rombongan mampir di sebuah restoran untuk makan siang. Sesampai di lokasi, para penumpang turun dari dua mobil. Penumpang itu ada yang tunanetra, autis, dan penyandang cacat tubuh lainnya. Hanya Ciptono bersama sopir yang normal fisik dan mentalnya.

Pada saat makan berlangsung, anak-anak difabel itu tak memerlukan bantuan orang lain, termasuk dari Ciptono dan sang sopir. Yang terjadi, justru para penyandang cacat itu saling membantu. Sementara itu, pengunjung restoran lainnya banyak yang terkesima atas peristiwa tersebut. Pengidap cacat itu seperti manusia yang kembali normal.

Atas dedikasinya itu, Ciptono menerima banyak penghargaan. Ia mendapat penghargaan sebagai Guru Berdedikasi Tingkat Nasional dari Menteri Pendidikan Nasional pada 2005. Oleh Muri, Ciptono dianugerahi penghargaan karena perannya sebagai pemrakarsa dan pembimbing prestasi unik bagi anak difabel. Kini penghargaan dari Muri itu terkumpul sebanyak 14 kategori. Yang teranyar, Desember tahun lalu, Muri mencatatnya sebagai pemrakarsa kelompok band autis pertama di Indonesia.

Vokalis kelompok band itu adalah Kharisma Rizky Pradana, yang hafal 250 lagu tersebut. Mereka bahkan telah merilis album anak-anak dengan tajuk "Education for All" dan diklaim tercatat sebagai grup band autis pertama di dunia.

Diposting oleh SUPER HERBALIS Selasa, 12 Juni 2012 0 komentar


"Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. "


Pertanyaan buat anda pikirkan !
Apakah yang dimaksud ini HANYA SATU ORANG SAJA ? 
Apakah setiap diri itu Khalifah ?
Bagaimana dengan yang cacat ? Apakah dia bisa menjadi khalifah ?
So....who am i ?

Percayakah Anda jika Setiap diri ini ada di bumi ini ada maksudnya ?
So...apa maksud anda dilahirkan di bumi ini ?
Apakah sudah Anda ketahui ?
Atau justru ini yang menjadi bayang - bayang Anda ..yang membuat diri Anda senantiasa merasa tak trentam dan gelisah ?
So....Who am i ?

Percayakah Anda Bahwa.....
Setiap ciptaan mempunyai talenta alami yang unik di dalam dirinya. Talenta bawaan itu akan menjadi sempurna secara alami. Artinya, bila seseorang menyadari bahwa kekuatan bawaannya yang dimilikinya misalkan talenta seorang orator (communicator) maka dengan berlatih guna memperoleh skill dan mempelajari teknik-teknik berkomunikasi dan berbicara (knowledge) maka dia akan mampu mencapai penampilan puncak yang sempurna (best performance)nya sebagai orator. Maka sebenarnya dalam pemilihan jurusan bagi anak-anak kita, sebaiknya disesuaikan dengan bakat bawaan (talenta innate) yang mereka miliki.


Biasanya siswa yang memilih jurusan sesuai dengan potensi bawaannya, seolah telah mempersiapkan karir yang nanti akan memberinya kepuasan dan kebahagiaan. Sebaliknya mereka yang dipaksa mengikuti jurusan yang sebenarnya tidak seusai dengan potensi bawaannya, sering mengalami kesulitan dalam meniti karir, bahkan stress dalam menjalani jurusan tersebut. Simaklah cerita sekolah kompetensi berikut ini:
Sekolah Mengembangkan Kompetensi
Suatu ketika, para binatang memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berarti guna mengantisipasi masalah-masalah dalam dunia yang baru. Karena itu mereka menyelenggarakan sekolah. Mereka mengadopsi kurikulum kegiatan yang terdiri dari “lari”, “memanjat”, “berenang” dan“terbang.”
Supaya lebih mudah mengaturnya, semua binatang harus melakukan semua kegiatan tersebut. Bebek sangat pintar berenang, bahkan lebih baik dari instrukturnya. Namun, ia hanya pas-pasan dalam aktivitas terbang dan sangat jelek dalam aktivitas lari. Karena larinya sangat jelek, maka bebek harus berhenti berenang dan tetap tinggal di sekolah untuk berlatih lari. Akibatnya, selaput kaki sang bebek luka parah, sehingga berenangnya tidak begitu bagus lagi. Namun bebek mendapat nilai rata-rata, sehingga tak ada lagi yang merasa khawatir, kecuali si bebek sendiri.
Kelinci mula-mula merasa di puncak prestasi dalam latihan lari, tapi otot kakinya menjadi kram karena harus menaikkan nilai renangnya.
Tupai ahli memanjat, tapi ia frustrasi dalam kelas terbang karena sang guru menyuruhnya melayang dari tanah ke atas, bukan dari atas pohon ke bawah seperti yang terampil dilakukannya. Ia mengalami kejang kaki karena latihan yang terlalu keras. Karena itu tupai hanya mendapat nilai C dalam memanjat dan D dalam lari.
Burung rajawali adalah anak yang bermasalah dan harus didisiplinkan keras karena kebanyakan tidak mau mengikuti aturan. Dalam kelas memanjat, ia memang mengalahkan semua binatang untuk mencapai puncak pohon, tetapi ia memaksakan caranya sendiri untuk sampai ke sana.
Cerita di atas mengandung pesan moral yang sangat jelas. Betapa pentingnya bagi orang tua dan pendidik untuk memahami dan menghargai perbedaan bakat dan talenta yang ada di dalam diri setiap anak. Ada banyak orang tua yang memaksakan anak untuk memilih jurusan, yang sebenarnya tidak disukai dan tidak diminati oleh anak. Akibatnya, anak mengalami frustrasi, jengkel pada dirinya sendiri dan orang lain, menjadi suka berontak, tidak puas dengan hidupnya dan merasa tertekan. Anak menjadi acuh-tak acuh pada potensi dirinya, seperti bebek yang telah terluka selaput kakinya — akibat harus berlatih lari — malah gagal menggunakan potensi diri yang telah dimilikinya.
Itulah kisah-kisah yang sering kita dengar sebagai pengalaman beberapa mahasiswa di Perguruan Tinggi (PT). Apa yang terjadi? Ketika si mahasiswa akhirnya harus Drop Out (DO) karena prestasinya tidak memenuhi standar, ketika ditanya, mengapa memilih jurusan ini? Jawabnya adalah karena “disuruh oleh orang tua saya.”
Akibat Salah JurusanHampir bisa dipastikan setiap DO selalu ada kaitannya dengan ketidak sesuaian talenta dan kemampuan anak, seperti bebek yang dipaksa berhenti berenang dan harus berlatihlari. Sebagian memang – dengan ketekunan, motivasi dan usaha keras — akhirnya berhasil menyelesaikan perkuliahan dan program belajar, tapi karena minatnya tidak di situ, maka setelah tamat, mereka bekerja di bidang lain. Artinya persiapan diri selama ini hanyalah sebuah usaha sia-sia. Mereka telah membuang banyak waktu mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang tidak mendukung talentanya. Maka pada bidang karir, pribadi-pribadi ini akhirnya hanya memperoleh kemampuan yang pas-pasan seperti tupai yang hanya memperoleh nilai ‘C’ pada bidang keahliannya dalam memanjat. Soalnya, — perasaan frustrasi, kekecewaan dan perasaan marah yang berkepanjangan — telah menjadi semacam duri penghambat dalam kepribadian mereka.
Bagaimana mengetahu Bakat dan Potensi Anda dan Anak Anda ?
SO.....IQRO ( Bacalah ! ) Dengan menyebut nama Tuhanmu ......
Bacalah jarimu ???
Tanya Kenapa ?

Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar

Perlukah si Kecil Mengikuti Tes IQ + 

 

Pelatihan?


detail berita 
(Foto: gettyimages)
MOM A: Anakku otak tengahnya diaktivasi. Dia bisa baca buku dengan mata tertutup lohJeung!
Mom B: Wah hebat! Anakku baru aja tes IQ, semoga hasilnya bagus!
Mom C: Aku juga mau ikutan ah, biar anakku hebat seperti anak kalian!

Siapa sih yang tak ingin melihat buah hatinya tumbuh menjadi anak yang pintar disertai ‘segudang’ bakat hebat lainnya. Tak jarang para ibu rajin mengikutsertakan si kecil mengikuti analisis ini itu, tes IQ, dan ragam pelatihan lainnya. Salahkah? Hmmm, tidak juga! Tapi sebelum melakukannya, ikuti dulu ulasan berikut:

Jangan asal ikut tes psikologi!

Any Reputrawati, Psi, Psikolog dari RSJ Prof. DR. Soeroyo, Magelang - Jawa Tengah menyarankan Moms agar tidak sembarang melakukan tes terhadap si kecil.

“Jangan melakukan psikotes hanya karena ikut-ikutan atau tren! Biasanya karena melihat orangtua lain melakukan tes psikologi untuk anaknya, akan bermunculan orangtua lainnya yang ikut melakukan psikotes. Padahal belum tentu anaknya punya masalah psikologis. Kalau ada orangtua datang kepada kami, lalu ingin anaknya dites hanya karena orangtua ingin saja anaknya dites, biasanya kami suruh pulang!,” tegas Any.

Mengapa? Pada dasarnya tes psikologi dilakukan bila orangtua atau guru melihat adanya masalah pada anak. Misalnya anak menunjukkan gejala gangguan cemas di rumah atau saat prestasi belajarnya terus merosot. Masalah ini harus dicari penyebabnya agar kondisi dan perkembangan anak bisa berjalan dengan baik.

Kapan anak boleh ikut tes?Berbeda dengan tes pada orang dewasa yang harus menyelesaikan semua tes psikologi (menggunakan kartu bergambar dan alat tes lainnya), tes pada anak-anak biasanya dilakukan dengan meminta mereka bercerita atau menggambar sesuatu yang sederhana. Cara ini diharapkan bisa memunculkan apa yang menjadi gangguan atau masalah psikologis yang dialami anak.

Mereka juga bisa diajak bermain dengan permainan yang sebenarnya diarahkan untuk menggali apa yang ia rasakan. Usia yang memungkinkan anak mengikuti tes psikologi berkisar 4 atau 5 tahun, ketika anak sudah bisa diajak bicara dua arah. Sementara untuk tes IQ, Any menyarankan agar tak dilakukan pada usia dini.

“Mengukur kecerdasan secara teori, ditentukan banyak faktor. Misal kemampuan bahasa, menghitung, daya ingat, nalar, persepsi ruang, faktor kematangan sosial dan lainnya. Sebaiknya tes IQ dilakukan saat anak sudah mulai sekolah (6 tahun), dimana kemampuan komunikasi dua arah sudah lancar,” jelas Any.

Perlu Moms ketahui, tes psikologi hanya dapat diulang setahun sekali. Kalau dilakukan < 1 tahun, tidak akan bermanfaat sebab selama rentang waktu itu, performa anak tidak mengalami perubahan secara signifikan.

“Skor tes psikologi tidak bisa dimiliki orangtua, score test record hanya dipegang psikolog yang bersangkutan. Yang akan diberikan kepada Moms and Dads hanya kesimpulan dari serangkaian hasil tes secara keseluruhan, berupa uraian, tanpa skor apapun,” imbuh Any.

Saat ini banyak dilakukan tes psikologi untuk anak-anak usia TK yang akan melanjutkan ke sekolah dasar. “Tes ini untuk mengukur kemampuan dan kesiapan anak untuk sekolah. Hasil tes akan menunjukkan apakah anak sudah memiliki kematangan emosional, kemampuan melakukan interaksi sosial, mampu mengenali abjad dan sebagainya. Tes sebaiknya dilakukan paling cepat 6 bulan sebelum masuk SD,” anjurnya.

Analisis sidik jari

Kehadiran tes yang satu ini kerap menuai kontroversi. Bahkan Guru Besar Psikologi UI, Prof. DR. Sarlito Wirawan Sarwono menentang penggunaan metoda analisis sidik jari (http://news.okezone.com/read/2011/05/15/58/457267/sidik-jari).

Menurut Prof. Sarlito, pandangan bahwa kepribadian ditentukan faktor bawaan (nativisme) sudah lama ditinggalkan psikologi. Teori yang berlaku sekarang adalah kepribadian ditentukan oleh pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Untuk memeriksanya diperlukan proses panjang (metoda psikodiagnostik, assessment).

Di sisi lain, Andrian Benny Hidayat, Direktur Psychobiometric Lab RD Talent Spectrum Fingerprint Analysis menanggapi santai pelbagai komentar miring tentang validitas dan komersialisme yang ditujukan untuk metode analisis sidik jari.

“Adalah persoalan klasik, ketika ada metoda baru yang prospektif karena merupakan harapan dan kebutuhan pasar, fingerprint analysis tidak terlepas dari upaya-upaya komersialisasi. Itu wajar, dan tidak perlu dikhawatirkan selama tidak mengandung unsur penipuan, maupun hal-hal lain yang bisa menimbulkan kerugian kelak di kalangan penggunanya,” jelas Andrian.

Ia melanjutkan, “Tuduhan bahwa fingerprint analysis dijual dengan harga sangat tinggi, maka masalah harga terletak pada kondisi market, berkaitan supply and demands.Ditambah faktor teknologi dan aplikasinya yang berkaitan dengan HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), biaya research dan operasional menjadi bahan pertimbangan itu semua. Perlu diingat, yang dijual adalah produk dan jasanya, bukan pada knowledges-nya. Termasuk tidak beretika, apabila developer fingerprint analysis tidak melakukan transparansi mengenai basic knowledge formulasi dan metoda pengukurannya.”

Manfaat analisis sidik jari

Sidik jari muncul saat janin berusia 13 minggu. Menurut Andrian, kira-kira memasuki usia 4 bulan, tes sidik jari sudah bisa dilakukan. Dari sini dapat diketahui gaya belajar, kemampuan soft skill, tipe eksplorasi anak, serta potensi dan bakat anak. Sedangkan analisis sidik jari bagi Moms, dapat pula terkuak pola gaya asuhnya.

Konon, analisis sidik jari memiliki akurasi yang lebih tinggi ketimbang tes psikologi, angkanya mencapai 87,91 persen, sedangkan tes psikologi hanya 65 persen. 
Menurut Andrian, analisis sidik jari memberikan hasil yang tetap, meski diulang beberapa kali atau sampai individu meninggal.

“Hal ini disebabkan sidik jari bersifat permanen, spesifik, klasifikatif, bahkan jika terluka pun, sidik jari tidak akan mengalami perubahan, baru akan hilang jika terbakar. Berbeda dengan tes psikologi, yang umumnya hasil yang diperoleh dipengaruhi situasi diri yang dialami individu saat melaksanakan tes. Dengan begitu, hasil yang diperoleh bisa berbeda setiap saat,” imbuh Andrian.

Proses analisis sidik jari cukup singkat. Sepuluh jari ditempelkan pada sebuah alat khusus secara bergantian. Setelah itu dalam layar komputer – melalui program khusus - akan muncul lubang-lubang serta guratan sidik jari. Dari sanalah kepribadian anak akan dianalisis, selang beberapa menit hasilnya dapat diketahui. Konon, tes sidik jari bisa pula digunakan untuk membantu proses terapi anak down syndrome. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)

So...Memperkaya Diagnosa akan Mempersempit Kesalahan Terapi

Diposting oleh SUPER HERBALIS Sabtu, 26 Mei 2012 0 komentar

Waspada! Ada 13 penyakit yang rentan diderita guru

 

Siswa dan guru ke sekolah naik perahu penyeberangan
Himbauan dari Mendiknas dan Menkes RI:
Waspadalah terhadap 11 PENYAKIT yang rentan diderita GURU.
  1. TIPES: tidak punya selera.
  2. MUAL: mutu amat lemah.
  3. KUDIS: kurang disiplin.
  4. ASMA: asal masuk kelas.
  5. KUSTA: kurang strategi.
  6. TBC: tidak bisa computer.
  7. KRAM: kurang trampil.
  8. ASAM URAT: asal sampaikan materi urutan kurang akurat.
  9. LESU: lemah sumber.
  10. DIARE: di kelas anak-anak diremehkan.
  11. GINJAL: gaji nihil jarang aktif dan terlambat.
  12. MAAG AKUT: makan gaji buta suka utang
  13. USUS BUNTU: ujian sekolah susun sendiri bantu anak tatkala UN
Kirimkan kepada teman-teman guru karena penyakit ini amat berbahaya dan menular buat guru.

Diposting oleh SUPER HERBALIS Selasa, 22 Mei 2012 0 komentar

Ilmu barang dagangan: Guru apa ini?

DI HARIMU INI: Hari Guru. Tanpamu guru, aku tidak seperti sekarang. Tanpamu, tanpa perubahan. Tanpa peradaban. Tanpa ada yang jadi ‘manusia.’ Yah: Guru memanusiakan manusia. Tugas mulia sepanjang masa. Sebatas apakah cinta kami anak-anakmu yang telah kau ‘manusia’kan dengan susah-payah dan derai air mata?

1. DI HARIMU INI: HARI GURU
(Di hari guru: Minggu, 02/05/’10)
di harimu ini…
Hari Guru
kupersembahkan cuma sebuah lagu
kata-kata palsu
karena sesungguhnya aku mencintaimu sebatas wacana
karena sesungguhnya aku mencintaimu sebatas di dunia maya
tanpa tindakan nyata
tanpa memberimu kesejahteraan
oh Langit- Bumi dan Semesta
kembalikanlah aku ke dunia nyata
meyakini guru sebagai medan rahmat
sekolah dan pendidikan sebagai lahan pahala
janganlah dibuat segala-galanya komersial:
“sedikit-sedikit uang
apa-apa harus jadi komoditas
ilmu dijadikan bahan dagangan!”
oh Langit-Bumi dan Semesta
kembalikanlah…
kembalikanlah aku ke dunia nyata
sebelum tubuhku ini diseret kembali ke dunia maya
untuk selama-lamanya…

2. BILA SEJATI: LIHAT APA YANG TERJADI
(untuk: seorang guru perubahan: LKY*)
kau seorang guru…
sederhana dan lugu
bawaanmu tulus-suci-murni
tahun pertama diteriaki
tahun kedua dimaki
tahun ketiga dilempari api
tapi karena kau jujur dan sejati
dan karena watakmu berisikan konsistensi
semua caci-maki tiba-tiba berhenti
dan lihat: apa yang terjadi?
perubahan demi perubahan silih berganti
mengalir bagai anak sungai tanpa arah kembali
menyejukkan seluruh anak negeri


3. DNA PERUBAHAN
perubahan……
kapan kau menjadi DNA?
kapan kau tidak terus-terusan menjadi fatamorgana?
“ah, gampang!, kata seorang tetua bijak*
“ada ilmunya; ilmu perubahan!”
satu: harus ada niat
dua: biasakanlah niat jadi kenyataan
tiga: jadikanlah kenyataan itu sebuah tekad
empat: teruslah memegang dan menjalankan tekad
meski mendung-cerah-siang malam
maka akan berkibar bendera perubahan
begitu berkibar….
tak seorang pun yang kuasa menghentikannya
—–
oleh gerardus n bibang (anak seorang guru di pelosok-udik timur nusantara)
tmn aries, jkt, minggu, 02/05/’10: hari guru.
catatan:
  • LKY = Lee Kuan Yew; mantan PM Singapura; seorang guru; pembawa perubahan Singapura sehingga menjadi negara besar yang disegani dunia
tetua bijak= penutur dalam literatur filsafat timur, yang berkata: “the inner science of transformation: aspiration, habituation, commitment, consistency;” penulis menafsir empat hal ini sebagai DNA perubahan.

Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar

Ganti sistem ujian nasional dengan menerapkan 

sistem open book test dan tes terstandar

 

Sistem ujian nasional kita hanya menjatuhkan sanksi tidak lulus kepada siswa tapi para guru, kepala sekolah, kepala dinas pendidikan provinsi, dan kabupaten / kota serta ketua yayasan pendidikan swasta terbebas dari sanksi.

Tiap anak dilahirkan dengan potensi otak menjadi manusia brilyan. Namun, cara mengajar dan mendidik guru yang kuno dan satu arah mengakibatkan siswa hanya duduk, dengar, catat, dan hafal. Sistem ujian nasional kita justru mendukung cara mengajar kuno ini melalui penggunaan model soal pilihan ganda yang kurang mendorong kreativitas berpikir dan kemampuan memecahkan masalah.

Di dunia ini tidak ada masalah belajar. Yang ada adalah masalah mengajar. Mengapa yang salah mengajar dan mengelola pendidikan tidak terkena sanksi apa pun. Mengapa hanya siswa yang menangis malu dan histeris lalu pingsan mendengarkan namanya termasuk dalam daftar peserta yang tidak lulus diberi sanksi tidak lulus? Adilkan ini?

Sistem ujian nasional sebenarnya mudah sekali diubah untuk menghindari tim sukses yang terdiri dari guru dan kepala sekolah serta pengawas memberikan jawaban kepada siswa setelah soalnya dikerjakan pendidik itu. Atau, siswa mendapatkan bocoran soal sebelum ujian nasional. Pakai saja bentuk soal uraian atau esai. Siswa diperbolehkan membawa buku pelajaran dan membukanya, juga rumus-rumus Matematika dan Fisika. Jika soal esai  yang disusun menuntut penalaran siswa, walaupun ia membuka buku pelajaran dan rumus tak ada gunanya ia membuka buku  karena tuntutan penalaran untuk menjawab soal. Mudah sekali, bukan?

Alternatif solusi yang lain adalah menerapkan tes terstandar (standardized test) yang juga dipakai di Amerika Serikat dan Inggris. Di tengah semester atau setelah satu semester atau satu tahun, di kelas-kelas tertentu di SD, SMP, dan SMA siswa diwajibkan mengerjakan tes terstandar yang dikerjakan dan diterbitkan serta didistribusi Pusat Penilaian Pendidikan Nasional Balitbang Kemdiknas. Dengan memeriksa hasil tes ini, guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dan selanjutnya melakukan perbaikan dalam proses belajar-mengajar.

Pada akhir tiap jenjang SMA siswa mengikuti ujian nasional namun tiap siswa diberi kebebasan memilih mengikuti ujian mata pelajaran yang dia kuasai dan sesuai dengan rencana studinya di perguruan tinggi. Ujian nasional ini hendaknya terdiri dari ujian tulis dan praktik. Jika ia ingin masuk fakultas kedokteran misalnya, ia hanya memilih mengikuti ujian mata pelajaran Kimia, Biologi, dan Matematika. Jika ia ingin masuk fakultas teknik, ia hanya ikut ujian Fisika, Matematika, dan mungkin Bahasa Inggris. Jika ia ingin masuk fakultas sastra, program studi sastra Inggris, ia hanya memilih ikut ujian mata pelajaran Bahasa Inggris, Sejarah, dan Antropologi atau Sosiologi. Dengan mengantongi nilai kelulusan mata-mata pelajaran tertentu ini, lulusan SMA langsung diperbolehkan mendaftar di perguruan tinggi. Apa susahnya sih menempuh alternatif solusi ini?

Karena konsep kita soal UN ini tidak matang dan tidak cerdas, tiap tahun kita saksikan tragedi siswa merasa gagal, kasus pembocoran soal dan jawaban, dan sederet masalah yang membuat siswa merasa trauma dan konsep kegagalan telah kita tanamakan dalam hati sanubarinya. Karena kita kurang cerdas berpikir, tiap tahun tak kunjung berhenti polemik tentang relevan atau tidak relevannya ujian nasional dipertahankan. Jika kami amati betapa susah dan keteter Mendiknas menjawab gugatan anggota DPR dan pertanyaan wartawan. Demikian pun, anggota DPR juga dibuat pusing mempersoalkan sistem ujian yang diskriminatif ini. Seharusnya think tank di Kemdiknas-lah yang mencari solusi yang tepat untuk memperbaiki sistem ujian nasional yang buruk ini. Namun, tampaknya tidak ada think tank itu. BSNP juga bingung hendak berbuat apa dan daripada memikirkan solusi yang lain, lebih baik jalankan sistem yang rutin. Sampai kapan kita terkurung dan tersandera oleh pola pikir konvensional ini?

Sebenarnya, contoh yang baik dari berbagai negara sudah ada. Kita tinggal belajar dari negara-negara itu. Tahun ini India mereformasi sistem ujiannya dan bentuk soal pilihan ganda itu telah mereka kuburkan dalam kubur tradisi pendidikan yang kuno. Sistem ujian nasional Singapura dan Malaysia jauh lebih baik karena ada ujian praktik di samping ujian tulis. Mengapa kita tidak cerdas dan seolah tak bisa melihat negeri tetangga dan meniru yang baik dari mereka? Quo vadis dunia 
pendidikan Indonesia?
Silahkan baca juga goresan puisi berikut ini!

TANPA JUDUL 192
Oleh Martin Bhisu
Negeriku Indonesia
negeri tumpah darah,
serta air mata rakyat jelata
di sana indahnya bentangan pulau
bersama gunung-gunung yang tinggi dan buas,
tumpukan revolusi anti-korupsi.
Negeriku Indonesia
negeri siang dan malam penuh teror
bayang-bayang kejahatan hingga melacuri mimpi
tentang darah dan keringat rakyat jelata yang mengalir
tumpah ruah di lautan duka,
anakmu menangis, tiada air mata
berjuang hingga tumpah darah, darah tiada.
Negeriku Indonesia
negeri anak-anak suka nyontek
pemerintah dan guru-guru dengan dedikasi yang luntur
menabur benih-benih korupsi sejak dini
hidup enak di negeri ini tanpa kerja keras
mengajar melukis garis-garis pembatas
agar generasi baru selalu berada di bawah garis kemiskinan.
Guayaybi, Paraguay, 07 de mayo de 2010

Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar

Beginilah jadinya jika sudah tak mampu mengerjakan soal Matematika….

Jika ditanya pelajaran apa yang paling tidak disuka? Tentu banyak yang menjawab Matematika. Memang matematika adalah pelajaran yang agak rumit karena banyaknya rumus yang harus dihafal sehingga banyak yang frustasi dibuatnya. Salah satunya terlihat pada soal matematika seperti dibawah ini :

Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar

Cara Mencegah Nyontek di China

China memang terkenal dalam banyak hal baik yang positif maupun negatif. Dari raja bajakan, doyan makan makanan yang aneh dan kadang menjijikan, sampai dikenal sebagai negara pengekspor nomor satu di dunia.

Negara tirai bambu tersebut memang mempunyai cara nya tersendiri untuk mencuri perhatian dunia. Sama halnya dengan penemuan cara terbaru mereka untuk mencegah anak murid didikannya untuk menyontek di saat ujian.


Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar

Menyontek boleh jadi disamakan dengan korupsi. Tapi bagi sebagian anak muda, ini bukan lagi soal benar atau tidak, tapi juga soal tren, tuntutan hidup dan hubungan sosial di antara mereka.

Dari generasi pelajar paling jadul hingga yang paling muda sekalipun, semuanya kenal dengan kebiasaan ini. Seiring dengan perkembangan teknologi, menyontek pun ikut berkembang. Dari cara sederhana memakai kertas hingga kini memakai Blackberry Massenger (BBM).

Intinya bagaimana caranya agar bisa menang dalam “kucing-kucingan” dengan guru atau pengawas ujian. Kisi-kisi dan bocoran kunci jawaban sering menjadi bahan buruan para pelajar atau mahasiswa menjelang ujian. Padahal tidak ada jaminan bahwa kunci-kunci jawaban tersebut bisa memberikan nilai bagus.

“Dulu pada saat ujian ketat banget,” kenang Fitri Mukti semasa masih menjalani Ujian Nasional (UN) tiga tahun lalu. “Ada teman yang dapat bocorannya, tapi aku sih enggak.”

Ceritanya saat itu beberapa rekannya di beberapa sekolah mendapatkan kunci jawaban untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Seorang rekannya yang agak lemah dalam pelajaran itu mencoba menggunakan kunci jawaban tersebut. Belakangan diketahui bahwa kunci jawaban itu tidak 100% benar, tapi hanya sekitar 80%. “Dulu sempat khawatir, tapi kenyataannya nilai teman saya itu malah di bawah saya. Ternyata paling-paling kunci itu cuma memberikan nilai 80 atau standar kelulusan saja.”

Menyontek bahkan menjadi tren bagi anak muda, terbukti ada majalah remaja yang terang-terangan memberikan tips berupa cara-cara menyontek terbaru dan aman. Dalam tips yang diterbitkan akhir tahun lalu dalam dua halaman penuh tersebut, dipaparkan dengan jelas beberapa alat dan pemakaiannya, seperti uang kertas, kamera ponsel, jari tangan sampai cara bekerja sama via sms, blootooth, BBM atau MMS.

Itu pula yang terungkap dari pengalaman Ryan Andika Putra di sekolahnya. Siswa SMA N 7 Solo ini mengatakan, banyak cara menyontek yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Bisa dibilang, seluruh strategi yang paling mutakhir sudah pernah dilakukan di sekolah-sekolah.
“Zaman sekarang menyontek itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain buku catatan difotokopi perkecil, ntar ditaruh di bawah soal. Terus motret contekan pakai kamera BB,” terang Ryan.

Cara kerjasama pun juga canggih. Bagi yang sudah selesai mengerjakan ujian, dia akan mencatatnya di ponsel dan dijadikan display picture di BBM sehingga yang lain bisa ikut meniru. Para siswa ini sebenarnya sadar bahwa risiko aksi mereka juga lumayan tinggi. Selain bisa dimarahi guru, mereka juga bisa terkena hukuman berat. Apalagi sebagian guru juga sudah mulai mengendus cara-cara baru para siswa dalam menyontek.
“Kalau guru-guru killer sudah tahu semua. Tapi kalau guru-guru yang cuek dan enggak terlalu peduli saya kira belum pada tahu.”

Namun menurut Ryan, praktik menyontek sebenarnya tidak semata-mata karena para pelajar malas belajar. Bagi sebagian siswa, menyontek sudah menjadi semacam kewajiban untuk menunjukkan solidaritas yang tinggi di kalangan siswa. Itulah yang membuat mereka memandang bahwa menyontek adalah bagian dari bentuk pertemanan.

Memang tidak semua siswa melakukannya. Di antara para siswa itu ada pula yang berusaha jujur dan menghindari aksi percontekan. Kebanyakan mereka adalah para siswa yang memiliki nilai tinggi atau yang sering mendapat peringkat teratas di masing-masing kelas.

“Yang jujur sih ada, tapi mereka yang pinter-pinter. Tapi mereka itu pelit banget, ditanyain enggak mau jawab dan enggak bisa diajak kerjasama,” katanya. Mereka pun punya kebiasaan yang berbeda dengan remaja kebanyakan. “Di kelas cuma diam dan baca buku. Memang bagus sih, tapi masa-masa indah di SMA jadi hilang dan enggak ada yang berkesan.”

Nah sekarang ternyata gak ada nyontek ya gak rame ya ????

Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar

Tulisan ini dibuat oleh Hamdan Juhannis, Guru Besar Ilmu Sosiologi UIN Alaudin, Mataram; Anggota Dewan Indonesian Public Integrity Education Network. Sengaja saya muat disini karena sangat menarik, dapat menjadi renungan kita semua, baik mahasiswa maupun dosen. Berikut selengkapnya …

Pada waktu ujian semester Mata Kuliah Sosiologi di sebuah kelas S1 UIN Alaudin beberapa hari lalu, saya datang memberi ujian sendiri. Ketua kelas meminta para mahasiswa mengatur kursinya secara berjarak. Namun saya memotongnya bahwa mereka tidak perlu melakukan itu. Saya mengatakan, “Kalian duduk seperti biasanya.” Saya bercanda: “Kalau mau lebih mepet lagi, silakan Anda lakukan,” yang disambut tawa oleh para mahasiswa.
Sebelum saya membagikan soal ujian, saya memberi sebuah pengantar yang bunyinya seperti ini: “Hari ini, saya ingin sejarah di ruangan ini tercipta, yaitu ujian tanpa ada perilaku menyontek. Menyontek adalah perilaku dalam dunia pendidikan yang berkontribusi terhadap munculnya orang terdidik yang tidak memiliki integritas. Orang yang tidak punya integritas itulah yang menggerogoti sendi kehidupan, khususnya perilaku korupsi dan kebohongan publik yang akarnya dari kebiasaan menyontek. Apakah Anda sadar bahwa lembaga pendidikan tinggi yang menjadi muara pendidikan, melahirkan penyelenggara negara yang korup. Buktinya, mereka yang menjadi koruptor semua mempunyai gelar akademik.”

Lalu saya melanjutkan : “Apakah Anda ingin sejarah tercipta bahwa hari ini menjadi upaya awal Anda membangun tradisi hidup bersih yang dimulai di ruangan ini dengan mengikuti ujian tanpa perilaku menyontek? Olehnya saya membiarkan Anda duduk berdempetan, karena saya ingin melihat bahwa cerita tentang anak didik di negara-negara dengan pemerintahan bersih yang memang tidak mempunyai tradisi meyontek dalam ujian, juga sebenarnya bisa dipraktikkan dalam hidup kita. Peluang bahwa sejarah akan Anda lahirkan sendiri, sama persis peluangnya Anda akan menguburnya begitu dalam dan saat ini momentum untuk membuktikannya.”

“Saya hanya akan mengamati Anda sejak menancapkan pulpen untuk mejawab pertanyaan sampai Anda kumpulkan kertas jawaban Anda. Karena nilai kesejarahannya jauh lebih bermakna daripada menegur Anda menyontek atau membuka buku, lalu memberi angka rata-rata maksimal karena pekerjaan Anda baik. Saya lebih tertarik untuk menulisnya di buku harian saya atau di tulisan-tulisan saya, atau membicarakan di ceramah saya bahwa ada bukti generasi kita punya potensi untuk mengurus negara ini tanpa perilaku kebohongan. : Saya menutupnya dengan menyatakan: “Semua terserah Anda dan selamat menjawab soal ujian.”

Lalu kertas ujian dibagi oleh ketua kelas, dan ujian berlangsung selama dua jam. Setelah ujian selesai dan mereka mengumpulkannya, saya memberi komentar lagi: “Terima kasih Anda melakukan ujian yang sangat luar biasa. Kalau saya ingin memberi persentase, tentu tidak sampai 100 persen bersih karena tadi satu kali saya melihat seorang mahasiswa melihat pekerjaan temannya. Tapi sejujurnya, inilah ujian terbersih yang pernah saya lihat di negeri ini di mana para mahasiswanya duduk berdempetan, nyaris tanpa perilaku menyontek sama sekali.” Lalu saya bertanya kepada mereka: “Pernahkan Anda melakukan ujian duduk secara berdempetan? Mereka menjawab : “Pernah.” Saya bertanya apa yang terjadi dan mereka menjawab hampir semua menyontek. Lalu saya meminta mengangkat tangan bagi siapa di ruangan ini yang tidak pernah menyontek dan tidak ada sautupun yang mengangkat tangannya.

Saya lalu menyatakan bahwa saya yakin tidak akan ada yang berani mengangkat tangannya, termasuk saya sendiri karena pada dasarnya kita dibesarkan dengan tradisi kebohongan yang salah satu variannya adalah menyontek. Dunia pendidikan kita mengambil bagian kebohongan itu dengan memelihara tradisi menyontek. Luaran lembaga pendidikan dengan tradisi menyontek itulah yang mempraktikkan varian kebohongan lain yang disebut korupsi ketika mereka menjadi penyelenggara negara.

Saya menambahkan : “Anda tahu dunia pendidikan kita menolerir praktik-praktik kebohongan dengan berbagai modus untuk mengangkat citra pendidikan dengan angka atau catatan hitam di atas putih. Lalu pendidikan kita mengabaikan sisi fundamental dari makna pendidikan itu sendiri yang lebih dari angka yaitu mengasah nilai kemanusiaan, yaitu integritas publik. Apa artinya tingkat kelulusan tinggi bila itu ternyata menyuburkan bibit kebohongan.

Makna semua ini bahwa dunia pendidikan kita bertanggung jawab terhadap persoalan kebangsaan kita dengan menjamurnya praktik korupsi atau dengan bahasa yang lebih lugas dunia pendidikan kita menjadi supplier koruptor.”

Saya menutup pertemuan ujian semester itu dengan menyatakan : “Apa yang baru saja Anda lakukan adalah contoh upaya kita untuk memutar balik jarum jam tradisi kebohongan yang sudah mengkristal dalam tradisi hidup kita yang dilakukan di sebuah ruangan perguruan tinggi. Saya tentu tidak menjamin bahwa apakah Anda melakukan ujian secara bersih karena semata termakan secara sementara oleh doktrin saya, tapi mudah-mudahan Anda melakukannya karena diawali oleh rasa prihatin betapa komentar-komentar saya mengena pada dunia pendidikan kita termasuk pada diri Anda semua.

Bila itu terjadi, Anda sebenarnya melakukan upaya kerja laksana Anda memutar balik jarum jam kebohongan yang begitu kencangnya berputar di sekitar Anda.”

“Inilah esensi pelajaran Sosiologi yang Anda pelajari satu semester, sebuah ilmu kemasyarakatan mencermati problema sosial termasuk perilaku kebohongan publik, Anda perlu dibekali ilmu itu bukan hanya sebatas memiliki wawasan, tetapi bagaimana wawasan sosiologis itu berproses menjadi bagian tak terpisahkan dari nurani Anda ketika berbuat, terkhusus ketika Anda suatu saat menjadi penyelenggara negara. Ini harus selalu diasah dan yang baru saja Anda lakukan dengan ujian tanpa menyontek adalah sebuah momentum asahan.”

Saya menyatakan kalimat kunci : “Sebagai mahasiswa Anda berkontribusi saja terhadap upaya menghilangkan tradisi menyontek di kampus, saya anggap sudah lebih dari cukup dan itu patut diapresiasi.” Seorang mahasiswa bertanya: “Apa bonusnya pak” dan semua mahasiswa tertawa keras. “Saya tidak akan memberi Anda bonus atas perilaku kebersihan ujian Anda dengan memberi angka bagus, karena itu pemberian terima kasih yang bisa saja tidak layak. Itu bentuk lain dari kebohongan yang disebut dengan gratifikasi.” Jawab saya yang disambut tawa lebih keras lagi oleh mahasiswa sambil mengangguk-angguk.

Saya menyatakan bahwa bonus mereka adalah kepuasan batin-spiritualistik yang tak ternilai, melebihi kepuasan angka-angka yang berbau lahir-materialistik semata, yang menjadi ciri kepuasan bagi para koruptor dan pembohong. (*)

Diposting oleh SUPER HERBALIS 0 komentar

Subscribe here