Ditulis oleh : Babeh Nurman
Sebagai manusia dewasa, ada sejumlah besar informasi yang tersimpan dalam memori kita. Banyak dari informasi itu bahkan telah kita lupakan bahwa dahulu pernah ada. Tentu saja memori pun bertambah seiring bertambahnya usia.
Memori merupakan sesuatu yang sangat pribadi sifatnya. Kejadian yang sama dapat dimaknai berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Memori, dapat dipicu kembali kemunculannya oleh respon indrawi. Seperti penglihatan, suara, bebauan, dan rasa lainnya. Pemicu ini dapat memunculkan baik memori menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.
Sebuah respon dari anak Anda dapat saja memicu trauma yang telah lama dipendam, seperti rasa kehilangan atau rasa diabaikan. Atau dapat berupa godaan untuk ‘menjalani kembali hidup kita dahulu’ melalui anak-anak kita. Seperti mendorong anak-anak kita untuk berprestasi di bidang yang pernah kita sukai waktu itu ataupun bidang yang pernah kita impikan untuk dikuasai di masa lalu.

Beberapa contoh Memory Triggers:
- Melihat anak Anda menangis sewaktu Anda akan berangkat kerja ke kantor, dapat mengingatkan Anda pada betapa dulu Anda pernah merasa sangat ketakutan atau kesepian. Sehingga dapat menurunkan motivasi kerja dari hari ke hari, padahal prestasi Anda cukup bagus selama ini.
- Balita Anda sedang menatap Anda (kebetulan matanya begitu mirip dengan ayahnya), karena Anda melarangnya makan es krim sebelum pileknya sembuh, dengan kesalnya ia berkata judes,”Saya benci Mama.” Anda lalu memasukannya dalam hati dan bersikap over-reaktif, karena kebetulan faktanya sang ayah telah berpisah dengan Anda.
- Setiap pergi ke daerah pantai, Anda selalu teringat dengan kebersamaan yang indah bersama keluarga. Namun bagi teman Anda, malah memicu memori tidak menyenangkan ketika Ia dahulu pernah hampir tenggelam, sehingga teman Anda selalu melarang anaknya berekreasi ke daerah pantai.
- Anda mendorong anak Anda untuk mengikuti kursus piano karena dulu Anda pernah memiliki memori indah bagaimana Anda dan kakek begitu gembira ketika duduk bermain piano bersama (sekalipun putera Anda sebenarnya lebih suka bermain bola)
Sungguh tidak mudah membesarkan buah hati kita, apalagi bila tanpa sadar kita masih dihantui memori masa kecil yang terkadang muncul. Memori yang tak selalu menyenangkan ini dapat saja memicu rasa tertekan yang sama seperti yang pernah kita alami ketika masih kanak-kanak.
Banyak orangtua melewatkan hal ini meski pada faktanya para ahli menyampaikan bahwa inti permasalahan dalam banyak problema perilaku anak seringkali tersimpan masalah orangtua ataupun orang dewasa di dalamnya yang perlu diselesaikan.
TIPS:
Alangkah baiknya bila setiap hari kita meluangkan waktu selama beberapa menit saja pada pagi atau malam hari untuk menganalisa perilaku anak pada hari itu. Lalu periksalah apakah kita sempat memproyeksikan pengalaman masa lalu kita pada anak.
Terlepas dari bagaimana kita mengenang masa kecil tersebut apakah penuh sukacita ataupun derita, semuanya ini akan berbekas pada sikap dan perilaku kita sebagai orangtua di masa sekarang.
Yang terpenting adalah, paling tidak kita mampu menyadari dan mengenali masalah pribadi kita sendiri sehingga kita mampu menata emosi saat mengasuh dan membesarkan anak tersayang.

Diposting oleh SUPER HERBALIS Selasa, 22 Mei 2012

0 komentar

Posting Komentar

Subscribe here