WHO: Iklan Rokok Dorong Remaja Merokok

Jakarta, 14 Juni 2004 14:18
Iklan rokok secara tidak langsung mendorong para remaja untuk bereksperimen dengan tembakau dan mencoba merokok.

"Remaja hari ini adalah calon pelanggan tetap hari esok ... Pola merokok remaja penting bagi Philip Morris," demikian laporan ke Philip Morris 1981, sebagaimana dikutip Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam siaran pers yang di Jakarta, Senin.

Pemberian sponsor serta promosi melalui berbagai kegiatan merupakan komponen kunci dalam strategi industri tembakau untuk merangkul para remaja.

Semua perusahaan tembakau besar di Indoensia memberikan sponsor pada kegiatan olahraga, acara remaja, dan konser musik. Akibatnya, anak-anak di Indonesia sangat terpengaruh oleh iklan rokok yang mengasosiasikan merokok dengan keberhasilan dan kebahagiaan.

Peningkatan drastis konsumsi tembakau para remaja terjadi pada 1995 dan 2000, yakni 13,7 persen (1995) menjadi 24,2 persen (2001). Persentase peningkatan itu terjadi pada remaja laki-laki usia 15-19 tahun yang merupakan perokok tetap (smoking regularly).

PP 19/2003 melarang pembagian prokduk contoh secara gratis, tetapi pembagian kupon diskon dan penjualan rokok batangan masih sering terjadi. "Ini memperbesar akses remaja terhadap rokok," demikian WHO.

Iklan produk tembakau mengurangi peluang diskusi terbuka tentang bahaya penggunaan tembakau. Secara global industri tembakau mengeluarkan lebih kurang US$8 miliar setiap tahun untuk iklan pemberian sponsor dan promosi.

Media cetak atau elektronik yang pendapatannya tergantung pada industri tembakau mungkin enggan untuk mempromosikan pesan-pesan pengendalian tembakau karena khawatir akan kehilangan pendapatan. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam pemberian informasi yang akurat bagi konsumen.

Di Indonesia, iklan rokok hanya merupakan sebagian pendapatan TV atau kira-kira tujuh persen pendapatan dari jenis iklan utama pada pertengahan 2002. Sebaliknya penerimaan dari iklan produk pembersih dan kosmetik empat kali lebih besar daripada iklan rokok.

Namun, perusahaan tembakau juga menggunakan secara ekstensif iklan luar ruangan (billboard) yang merupakan 6,9 persen dari total pendapatan berbagai iklan luar tahun 1996.

WHO menyatakan sudah terbukti bahwa larangan menyeluruh terhadap iklan produk tembakau mengurangi konsumsi tembakau. Tetapi, larangan sebagian (parsial) hanya sedikit atau bahkan tidak berdampak sama sekali. Ketika suatu jenis iklan dilarang, industri tembakau akan beralih ke jenis iklan lain.

Di Inggris dan Amerika, iklan tembakau di TV dilarang pada 1965 dan 1971, tetapi industri tembakau kemudian menggunakan cara lain yang lebih halus dan lebih efektif dengan membayar aktor terkenal untuk merokok atau memperlihatkan bungkus rokok dalam film.

Selama tahun 1990-an sembilan dari sepuluh film Hollywood menayangkan produk tembakau. Film dengan aktor kharismatik yang merokok merupakan cara yang kuat untuk menarik perokok baru, terutama anak-anak dan remaja. [Tma, Ant]

Diposting oleh SUPER HERBALIS Rabu, 09 Desember 2009

0 komentar

Posting Komentar

Subscribe here