Anak adalah titipan Allah SWT, untuk itu kita perlu menjaga dan memelihara serta membekali anak dengan bekal yang sebaik-baiknya. Balita adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, pada masa ini daya tahan tubuh belum terbentuk sempurna, sehingga sering sekali kita menjumpai anak kita menderita sakit seperti batuk, flu dan demam. Mungkin kita sudah lupa berapa kali membawa anak kita berobat dan berapa kali anak kita meminum obat antibiotik, karena terlalu seringnya anak kita sakit.

Sebagai orang tua kadang kita panik jika mengetahui anak kita demam, dan tanpa berpikir panjang biasanya akan langsung memberikan obat penurun panas. Dan jika demamnya tidak segera menghilang, maka mereka akan segera mencari pertolongan ke tenaga medis. Sering saya mendapatkan seorang ibu yang berkata “ Dok, anak saya demam, sudah diberi obat turun demam, demamnya turun tapi kemudian naik (demam) lagi.” Kemudian ibu tersebut berkata lagi “ tolong nanti kasih obat demam yang cespleng ya…”

IRRATIONAL USE OF DRUGS (IRUD)

Seluruh dunia, sudah sejak lama, sangat mengkhawatirkan pola pemberian obat – khususnya di negara sedang berkembang. Masalahnya memang sangat kompleks dan saling terkait antara pihak regulasi, prescriber (dokter), konsumen (pasien), dan industri obat. Paling tidak ada 2 masalah utama perihal IRUD yaitu polifarmasi dan pemberian antibiotik yang berlebihan atau kurang pada tempatnya. Anak merupakan populasi yang paling terpapar pada obat – pada banyak obat (polypharmacy) dan kepada antibiotik. Tiga kondisi yang paling sering diterapi dengan antibiotik adalah demam, radang tenggorokan, dan diare. Coba pelajari kartu berobat putra putri ibu, perhatikan, berapa kali dalam 1 tahun ibu membawa mereka berobat karena sakit. Berapa kali dari kunjungan itu, dimana ibu tidak memperoleh obat, tidak memperoleh antibiotik? Padahal, kelompok yang rentan mengalami efek samping obat adalah mereka yang sangat tua dan mereka yang sangat muda (bayi dan anak-anak). Penelitian menunjukkan 3 alasan di pihak dokter yang terkait IRUD: Lack of confidence, tekanan dari konsumen, dan tekanan dari industri obat. Beberapa contoh perilaku konsumen yang tidak rasional.

  • Bersikap pasrah dan tidak berpartisipasi aktif dalam urusan kesehatannya.
  • Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa antibiotik adalah “obat dewa” – penyelamat jiwa. Apapapun sakitnya anak, HARUS diberi antibiotik.
Ketahuilah, bukan hanya pasien yang berada dalam posisi ketergantungan terhadap dokter, dokter juga sama dependent nya terhadap pasiennya. Pasien yang tidak rasional akan mendorong dokter untuk juga tidak rasional. Sudah terbukti bahwa perilaku konsumen kesehatan yang rasional dan kritis akan membantu peningkatan kualitas layanan kesehatan.

INFLAMMATION, INFECTION AND FEVER
Dalam bahasa inggris, radang adalah INFLAMMATION, bukan infection. Dengan demikian, radang bisa disebabkan oleh infeksi tetapi bisa juga bukan karena infeksi. Bila radang disebabkan oleh infeksi, maka hal itu bisa infeksi kuman (bakteria) atau karena infeksi virus, jamur, parasit; tetapi kebanyakan infeksi pada bayi dan anak disebabkan oleh virus. Apa penyebab radang yang bukan infeksi? Bisa alergi (yang tersering), bisa juga trauma, tumbuh gigi (teething), atau karena penyakit autoimun (ada kesalahan “program” di dalam tubuh dimana organ tubuh dikira sebagai “musuh” dan diserang oleh sistem imun.

Infeksi adalah masuknya jasad renik (mikro organisme atau mahluk hidup yang sangat kecil yang umumnya tidak dapat dilihat dengan mata) ke tubuh kita. Masuknya mikro-organisme tersebut belum tentu menyebabkan kita jatuh sakit, tergantung banyak hal antara lain tergantung seberapa kuat daya tahan tubuh kita. Bila sistem imun kita kuat, mungkin kita tidak jatuh sakit atau kalaupun sakit, ringan saja sakitnya, bahkan tubuh kita selanjutnya membentuk zat kekebalan (antibodi). Mikro organisme atau jasad renik tersebut bisa kuman/bakteri, bisa virus, jamur.

Apakah demam itu PENYAKIT ATAU GEJALA? Demam BUKAN penyakit, demam adalah gejala bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi di dalam tubuh kita. Batuk, muntah, diare juga bukan penyakit, melainkan gejala. Berhadapan dengan gejala-gejala tersebut, yang terpenting adalah mencari tahu APA PENYEBABnya.

Apakah DEMAM ITU PASTI INFEKSI? Belum tentu, tetapi umumnya demam disebabkan oleh infeksi. Pada bayi dan anak kebanyakan penyebab demam adalah infeksi virus.
Mengapa kalau infeksi harus demam? Sudah terbukti bahwa demam sengaja dibuat oleh tubuh kita sebagai upaya membantu tubuh menyingkirkan infeksi.

INFECTION, FEVER, ANTI FEVER DRUGS
Pada saat terserang infeksi, maka tentunya tubuh harus membasmi infeksi tersebut. Caranya? Dengan mengerahkan sistem imun. Pasukan komando untuk melawan infeksi adalah sel darah putih dan dalam melaksanakan tugasnya agar efektif dan tepat sasaran, sel darah putih tidak bisa sendirian, diperlukan dukungan banyak pihak termasuk pirogen. Pirogen membawa 2 misi:

  • Mengerahkan sel darah putih atau leukosit ke lokasi infeksi
  • Menimbulkan demam yang akan membunuh virus karena virus tidak tahan suhu tinggi, virus tumbuh subur di suhu rendah.
Dimana peran obat penurun panas? Obat penurun panas, bekerja menghambat ensim Cox (cyclo-oxygenase) sehingga pembentukan prostaglandin terganggu dan selanjutnya menyebabkan terganggunya peningkatan suhu tubuh. Obat penurun panas samasekali tidak mengobati si penyebab demam itu sendiri. Beberapa contoh obat-obatan yang justru dapat meningkatkan suhu tubuh seperti obat anti-kanker, antibiotik tertentu (ampicillin, clox, tetra, lincomycin, Bactrim, Septrim, INH, Flagyl), Cimetidine, Primperan.

DAMPAK DEMAM
Dampak Menguntungkan
Beberapa bukti penelitian ‘in-vitro’ (tidak dilakukan langsung terhadap tubuh manusia) menunjukkan fungsi pertahanan tubuh manusia bekerja baik pada temperatur demam, dibandingkan suhu normal. IL-1 dan pirogen endogen lainnya akan “mengundang” lebih banyak leukosit dan meningkatkan aktivitas mereka dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Demam juga memicu pertambahan jumlah leukosit serta meningkatkan produksi/fungsi interferon (zat yang membantu leukosit memerangi mikroorganisme).

Dampak Negatif
Pertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Ketika mengalami demam, terjadi peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga anak bisa kekurangan cairan.
Kedua, kekurangan oksigen. Saat demam, anak dengan penyakit paru-paru atau penyakit jantung-pembuluh darah bisa mengalami kekurangan oksigen sehingga penyakit paru-paru atau kelainan jantung semakin berat.

Ketiga, demam di atas 42 oC bisa menyebabkan kerusakan neurologis (saraf), meskipun sangat jarang terjadi. Tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan terjadinya kerusakan neurologis bila demam di bawah 42 oC.

Terakhir, anak di bawah usia 5 tahun (balita), terutama pada umur di antara 6 bulan dan 3 tahun, berada dalam risiko kejang demam (febrile convulsions), khususnya pada temperatur rektal di atas 40 derajat selsius. Kejang demam biasanya hilang dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan gangguan neurologis (kerusakan saraf). Demam seringkali disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, nafsu makan menurun (anoreksia), lemas, dan nyeri otot. Sebagian besar di antaranya berhubungan dengan zat penyebab demam tadi.

PENANGANAN DEMAM
Penanganan demam pada anak yang sebisa mungkin dilakukan secara alami, yaitu sebagai berikut :
  • Do’akan anak agar demam (penyakit) hilang.
  • Minum air madu hangat sesering mungkin. Tujuan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat demam, dan juga membantu menurunkan demam.
  • Kompres tubuh dengan air hangat, jangan menggunakan air es atau alkohol.
  • Dilakukan pemijatan badan (biasanya demam pada anak terjadi karena anak terlalu capai, dan pemijatan berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan merelaksasikan otot).
  • Parut bawang merah 5 siung, tambahkan minyak kelapa (VCO) kemudian balurkan ke seluruh tubuh anak, ditambahkan dengan kerokan pada badan anak menggunakan bawang merah. Bawang merah mengandung minyak astiri, sehingga bisa mengusir demam.
  • Diberikan herba yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh dan dan bersifat menurunkan demam, antara lain sambiloto, akar alang – alang, meniran dan temulawak. Di klinik sehat dapat diberi abioticap, imunocap dan habbatussauda di tambah dengan madu secukupnya.
  • Beri obat penurun demam jika perlu atau demam terlalu tinggi dan ada riwayat kejang karena demam.
  • Jika demam masih berlanjut sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Semoga ALLAH memberikan kesembuhan,aminn

Diposting oleh SUPER HERBALIS Rabu, 21 Oktober 2009

0 komentar

Posting Komentar

Subscribe here